🧠 Kompilasi Solusi Berdasarkan Trigger (Pemicu)
(Mengenali & Mengelola Pemicu Relapse dalam Pemulihan PMO)
Disusun oleh Tim sirkel.web.id
❓ Apa Itu Trigger?
Trigger (pemicu) adalah segala sesuatu yang menyalakan hasrat, imajinasi, atau dorongan menuju perilaku PMO. Trigger bisa bersifat:
-
Eksternal → Visual, suara, bau, lokasi, orang, situasi.
-
Internal → Emosi, pikiran, kenangan, stres, kesepian, kebosanan, dll.
📌 Dalam Neuroscience, trigger memperkuat "cue-response-reward loop" yang menjadi jalur utama kecanduan (Volkow et al., 2016).
🔥 Tipe-Tipe Trigger & Solusinya
1. Trigger Visual (Gambar, Orang, Video, dll.)
Pemicu Umum:
-
Iklan tidak senonoh, thumbnail YouTube, orang berpakaian minim di dunia nyata/digital.
Solusi:
-
Latihan Mindful Redirect
Saat mata tertarik → sadari → alihkan pandangan → tarik napas → fokuskan pada warna, cahaya, objek netral.Brown et al., 2015: Latihan kesadaran visual terbukti menurunkan respons terhadap konten seksual.
-
Gunakan Plugin/Filter:
-
PC: uBlock Origin, Unhook, Video Blocker.
-
HP: Blokir gambar via DNS, gunakan mode monokrom.
-
-
Minimalisir scrolling.
Terapkan aturan 2 jempol: jika jari mulai geser ke bawah tanpa arah → STOP.
2. Trigger Emosional (Stres, Marah, Cemas, dll.)
Pemicu Umum:
-
Tekanan tugas, konflik, rasa gagal, rasa tidak berguna.
Solusi:
-
Gunakan teknik S.T.O.P:
-
Stop
-
Take a breath
-
Observe emotion
-
Proceed with intention
Linehan, 1993 – DBT (Dialectical Behavior Therapy)
-
-
Tulis di Jurnal CBT:
"Apa perasaan saya sekarang?" → "Apa pemicunya?" → "Apa respon sehat yang bisa saya ambil?" -
Lari ke strategi pengalihan sehat:
Push-up, jalan cepat, menelepon teman, menulis, mendengarkan afirmasi positif.
3. Trigger Kognitif (Pikiran/Imajinasi Seksual)
Pemicu Umum:
-
Imajinasi tiba-tiba muncul, atau bayangan masa lalu.
Solusi:
-
Teknik Thought-Stopping:
Ucap “STOP” secara keras atau dalam hati, lalu ganti dengan doa, afirmasi, atau tugas kognitif lain (contoh: menghitung mundur dari 100). -
Ganti channel otak:
Lakukan aktivitas otak tinggi → puzzle, coding, sudoku, menulis ide bisnis, dsb. -
Rekonstruksi asosiasi:
Gunakan teknik journaling untuk membongkar ilusi bahwa imajinasi = kenyataan, dan bahwa hasrat ≠ kebutuhan.
4. Trigger Situasional (Sendirian, Malam Hari, Bosan)
Pemicu Umum:
-
Pulang malam, tidak ada kegiatan, habis maraton YouTube.
Solusi:
-
Buat Rencana Malam Hari:
Aktivitas ringan, daftar hal menyenangkan tapi sehat (mis: journaling, podcast, stretching, menulis surat ke diri sendiri). -
Terapkan “zona waktu emas” bebas HP:
Setiap jam 21.00–07.00 → no smartphone, simpan di luar kamar. -
Miliki accountability partner:
Orang yang bisa kamu chat/sapa kalau dorongan mulai naik di jam rawan.
5. Trigger Sensorik (Rasa tubuh, sentuhan, rangsangan tak sengaja)
Pemicu Umum:
-
Saat bangun tidur, menggesek tubuh tanpa sengaja, atau rasa geli aneh.
Solusi:
-
Sadari & redireksi stimulus:
Segera pindah posisi tubuh → duduk, berdiri, minum air putih, ganti pakaian. -
Mandi air dingin / Wudhu.
Efektif menetralkan reaksi saraf simpatik yang aktif saat terangsang. -
Berikan label netral terhadap sensasi tubuh.
Daripada “astaga, ini tanda relapse!”, coba “Oke, ini hanya sensasi. Tubuh sedang aktif. Aku tetap bisa mengarahkan.”
📘 Tips Lanjutan:
Buat "Trigger Journal" pribadi
Format:
-
Hari & waktu
-
Trigger yang muncul
-
Responku
-
Apa yang berhasil / gagal
-
Rencana ke depan
Gunakan ini sebagai bahan refleksi dan diskusi di forum.
📚 Daftar Pustaka:
-
Volkow, N. D., et al. (2016). Neurobiologic Advances from the Brain Disease Model of Addiction. New England Journal of Medicine.
-
Linehan, M. M. (1993). Cognitive-Behavioral Treatment of Borderline Personality Disorder. DBT manual.
-
Brown, K. W., et al. (2015). Mindfulness reduces impulsive behavior. Journal of Applied Psychology.
✨ Yuk, bantu lengkapi thread ini dengan pengalaman dan solusi versimu!
Apa trigger paling sering kamu alami? Strategi apa yang bekerja?
Silakan reply atau buat thread turunan diskusi berdasarkan trigger spesifik di forum Minilab Recovery.